Kamis, 19 Mei 2011

"Kendaraan Ke Baitullah"

   Ada seorang pemuda pergi ke Baitullah melewati padang pasir yang panas, gersang dan tandus dengan naik unta untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah perjalanan dia melihat seorang lelaki tua sedang berjalan kaki searah dengannya sendirian. Pemuda itu sangat heran, kok  ada seorang lelaki tua berjalan sendirian di padang pasir yang luas, tandus dan seolah tanpa batas itu.
     "Orang itu pasti gila",  pikir pemuda itu. "Berjalan kaki sendirian di padang pasir begini, apa dia mau cari mati? Dia bisa tersesat atau mati kepanasan dan kehausan"
     Pemuda itu penasaran, ingin tahu siapa pak tua itu dan mau kemana. Lalu dia menghentikan untanya dekat pak tua itu dan segera turun dan bertanya.
     "Wahai pak tua, bapak mau kemana".  
     "Insa Allah,  mau ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji", jawab orang tua itu.
      "Masya Allah, bapak ini bagaimana... Baitullah itu jauh sekali dari sini. Semua orang kesana naik kendaraan, kalau tidak unta ya kuda, tidak berjalan kaki seperti bapak, bagaimana bapak bisa sampai ke Baitullah?", tegur pemuda itu.
      "Aku juga berkendaraan", kata orang tua itu.
      Pemuda itu semakin yakin bahwa pak tua itu kurang waras. Dia berjalan kaki tapi merasa naik kendaraan. Kalau bukan orang gila, ga akan itu?.
      "Bapak kan cuma berjalan kaki, mana kendaraannya?, sela pemuda itu.
      "Kamu tidak melihat kendaraanku?", jawab pak tua santai.
      Pemuda itu semakin bingung. 'Ah.. dasar ga waras, ada-ada saja ngomongnya", bisik pemuda itu.
      "Begini anak muda, kalau akua melewati jalan yang sulit dan mendaki, aku gunakan kendaraan yang bernama SABAR. Jika jalannya mudah, lurus dan datar, aku gunakan kendaraan SYUKUR", kata orang tua itu menjelaskan. "Jika taqdir menimpaku dan aku tidak sampai ke tujuan, aku gunakan kendaraan RIDLO. Kalau aku tersesat atau menjumpai jalan buntu, aku gunakan kendaraan TAWAKKAL. Itulah kendaraan-kendaraanku untuk menuju Baitullah.
      Mendengar penjelasan tsb, pemuda itu tidak lagi menyangka kalau orang tua itu ga waras. Bahkan dia yakin kalau orang tua seorang Ulama yang berilmu tinggi dan bijaksana. Siapa sebenarnya orang tua itu? Dia adalah Syeh  Ibrahim bin Adham, seorang ulama terkenal alim dan ahli hikmah................
      Menurut riwayat yang lain, Syeh Ibrahim bin Adham ternyata datang lebih dulu sebulan ke Baitullah ketimbang pemuda yang naik unta itu. Kok bisa begitu? Slidik punya slidik, Syeh Ibrahim bin Adham ketemu orang yang membawa 2 kuda, yang juga mau ke Baitullah, lalu dia  disuruh menaiki kuda satunya. Sedang sang pemuda tersesat saat ada badai besar..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar