Rabu, 18 Mei 2011

Mengenal Jalan Sufi 4

   Mengenal Jalan Sufi 4 ini akan memperkenalkan jalan seorang penyair sufi besar bernama Jami. Jami adalah nama samaran dari seorang yang bernama Nuruddin Abdurrahman bin Maulana Nizamuddin Ahmadi, lahir th 817 H atau 1414 M di Jam, sebuah kota kecil di Khurasan, kota yang menjadi tempat kakeknya pindah dari Desht, Isfahan, dari nama Jam inilah seorang penyair sufi ini gunakan nama samarannya; Jami.

"PERMOHONAN PEMBUKA"

OH Engkau, yang Ruh-Nya menembus jagad raya ini,
Yang di dalamnya Engkau menebarkan diri,
Demikianlah dia berkehendak,
pada suatu kesempatan, menyinari jasad manusia
Sehingga manusia yang telah disinari itu menjadi takjub, dan kehilangan kesadarannya.
Dalam kebahagiaan sebagai seorang spiritualis, dikurung di dalam jasmaninya yang fana
Yang Cahaya-Nya tiada lain Bayang-bayang Ilahi;
Tidak sebelum Keindahan Rahasia-Mu
melalui pipi cinta LAILA menggelorakan MAJNUN,
Dan tidak sebelum Engkau menyalakan kedua Mata SYIRIN
Mendidih darah kalbu dua Pesaing.
Karena Pecinta dan yang dicintai tiada lain adalah melalui-Mu jua,
Tidak pula Keindahan;
Keindahan sementara tiada lain adalah selubung
Bagi Keindahan surgawi-Mu yang tersembunyi, dan dari diri
Ia memperoleh santapan,
dan kalbu-kalbu menjerit rindu
bagai seorang Pengantin yang tatapannya melintasi kita
Tak seorang pun mampu mengenal apa pun yang masih berada di balik selubung.
Berapa lama Engkau pertahankan Dunia ini
Untuk menipu dengan bayangan selubung itu
Yang hanya Engkaulah mampu memandangnya?
Aku akan menjadi--Pecinta-Mu,
dan hanya Engkau--aku, mataku
Yang terkunci dalam cahaya-Mu
semuanya yang terlihat hanyalah Engkau,
Ah, dalam penyingkapan diri-Mu
Aku kehilangan diri-Ku. dan segala diri itu tak ada
Dalam dunia Ganda pada hakekatnya adalah satu,
Engkau tersembunyi di balik semua bentuk praduga Pikiran,
Di balik bentuk semua makhluk ciptaan;
Lihatlah aku, yang masih tak mampu melihat
Hanya Engkau yang ada di seluruh semesta ini,
di dalamnya Engkau memantulkan diri-Mu.
dan melalui masa yang banyak itu
Manusia yang telah Engkau ciptakan,
memandang dengan seksama
(Kepada KETERBAGIAN Harim-Mu
Tiada pintu masuk mampu menemukan---)
tiada kata Ini dan Itu;
Berbuatlah sesuatu pada esensi Jiwaku
yang terbagi dan terpisah
Untuk menyatu kembali dengan Dzat-Mu
Sisakan aku ruang
Di atas Diwan yang tiada meninggalkan ruang bagi dua sepasang;
Agar, serupa seorang Arab dalam cerita,
Aku semakin gila, oh Tuhan! di antara "Aku" dan "Engkau";
Jika Aku--dari mana Ruh ini mengilhamiku?
Jika Engkau--lalu apa arti Kelemahan nafsu ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar