Senin, 23 Mei 2011

'Pragmatisme Sebagai Aliran Filsafat'

Selama ini, kalau ada orang atau tokoh mau mengerjakan sesuatu jika mendapatkan imbalan/hasil berupa materi (uang), maka orang tersebut disebut pragmatis. Dalam ranah politik, kalau ada politisi yang orentasisnya hanya materi juga disebut prgmatis. Maka istilah prakmatis, selama ini yang dipahami oleh masyarakat umum (common sense), hampir sama dengan materialis, yaitu segala sesuatu diukur dengan materi.
     Padahal makna sesungguhnya dari pragmatis itu tidak seperti apa yang selama ini dipahami secara common sense seperti yang saya sebut di atas. Pragmatis, menurut kamus, adalah memandang segala sesuatu menurut kegunaannya baik untuk diri sendiri maupun masyarakat. Ada juga yang mengartikan pragmatis adalah itu dalam aliran filsafat a, berpegang teguh pada kenyataan yang ada (realitas) dan berfaedah untuk umum. Orang orang yang memaknai pragmatis seprti ini disebut Pragmatisme.
     Sementara itu, dalam filsafat ada aliran yang disebut Filsafat Pragmatisme atau Eksperimentalisme. Demikian juga dalam teori kebenaran, ada aliran kebenaran yang disebut dengan Teori Pragmatisme.
     Filsafat pragmatisme atau eksperimentalisme ini, menurut Charles M. Stanson, dalam M. Thoyyibi l994, muncul pada akhir abad l9 dan awal abad 20 yang kemudian melahirkan pandangan populis di kalangan pemimpin Amerika.
     Secara intlektual, filsafat ini berakar pada pandangan dan tulisan seorang pemikir rasionais dari Skotlandia, William James, dan filsuf John Dewey.
     Masyarakat Amerika secara historis adalah imigran dari Eropa yang datang ke benua Amerika untuk mencari kebebasan, karena ingin terlepas dari ikatan ikatan keluarga, masyarakat, dan juga negara. Rata rata pendidikan mereka rendah dan kurang memadahi. Karena itu, mereka mulai membangun komunitas dengan tradisi, peradaban dan cara berfikir yang bersifat populis, yaitu suatu cara berfikir yang sederhana yang bisa dipakai untuk menyelesaikan kebutuhan hidup sehari hari secara praktis.
     Karena itu, aliran filsafat prgamatisme ini tidak memiliki kerangka pemikiran yang komprehensif. William James dan John dewey, sebagai peletak dasar aliran ini, hanya mengabsraksikan realitas yang sebenarnya sudah ada dalam masyarakat Amerika itu sendiri, yaitu sebuah masyarakat yang sederhana yang tidak terlalu berorentasi pada masalah2 filosofis seperti halnya masyarakat Yunani.
     Aliran Pragmatis ini  tidak banyak tertarik pada konsep pemikiran (mind). Aliran ini berpendapat bahwa cukuplah bagi mereka untuk mengetahui bahwa otak itu bekerja, tetapi mereka tidak perlu mengetahui bagaimana otak itu bekerja, karena yang tahu bagaimana otak bekerja itu urusan dan tantangannya para ilmuwan. Pikiran, menurut Pragmatisme, tidak memiliki kualitas kulaitas msitik atau spiritual dan tidak ada kekuatan super natural yang mempengaruhinya. Mind itu merupakan kata kerja dan bukan kata benda, sebagaimana ungkapan ngkapan ini, 'Mind your manners' atau 'Mind the store'. Manusia mengetahui keberadaan mind melalui pengamatan terhadap aktivitas manusia, karena mind bukan merupakan prilaku acak sebagaimana yang terdapat pada jenis jenis binatang yang lebih rendah, melainkan merupakan prilaku manusia yang bersifat purposif.
     Gagasan (ideas), menurut Prgmatisme, yang merupakan paramount di dalam filsafat filsafat tradisional, dianggap tidak lebih dari sekedar pengertian, pemikiran, atau citra yang disadari. gagasan tersebut memiliki bentuknya di dalam pemikiran manusia dan manusia menjadi sadar akan keberadaan gagasan tersebut. gagasan tidak berada di tempat lain di luar manusia, semacam cosmic mind ( pikiran kosmik ) atau natural order of the universe ( tatanan realitas alam semesta) kecuali di dalam pikiran manusia.
bersambung......... (ngantu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar